Wednesday, January 22, 2025

Donald Trump Ogah Subsidi EV, Penjualan Diprediksi Turun

 


Donald Trump, Presiden AS terpilih, mengambil langkah kontroversial terkait kendaraan listrik (EV). Kebijakan era Joe Biden yang mendukung elektrifikasi kini dibalik, termasuk pencabutan mandat penjualan kendaraan listrik dan penghentian subsidi senilai miliaran dolar.

Trump juga mempertimbangkan penghapusan kredit pajak sebesar $7.500 untuk pembelian EV, yang sebelumnya dirancang untuk mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan. Langkah ini menuai kritik dari para pengamat industri, mengingat pengaruh signifikan AS terhadap pasar mobil listrik global.

Menurut S&P Global, kebijakan Trump diproyeksikan menurunkan pertumbuhan pasar EV global pada 2025. Meski begitu, sektor kendaraan listrik tetap diharapkan menjadi area pertumbuhan penting dengan prediksi penjualan 15,1 juta unit secara global.

Langkah Trump Mengguncang Industri EV

Sebagai langkah awal, Trump mencabut mandat yang mewajibkan 50% penjualan kendaraan baru pada 2030 berasal dari EV. Mandat ini sebelumnya menjadi pilar kebijakan Biden untuk mengurangi emisi karbon.

Selain itu, Trump menghentikan distribusi dana $5 miliar untuk pembangunan infrastruktur stasiun pengisian listrik. Keputusan ini dianggap sebagai penghambat utama pengembangan ekosistem EV yang sebelumnya didukung pemerintah.

Penghapusan insentif dan subsidi dianggap sebagai upaya Trump untuk mendorong kembali dominasi energi fosil di pasar domestik.

Dampak Kebijakan Trump pada Pasar Global

Menurut data S&P Global Mobility, perubahan kebijakan AS akan berdampak pada proyeksi penjualan EV global. Pasar EV yang sebelumnya diproyeksikan tumbuh pesat kini menghadapi ketidakpastian akibat kebijakan Trump.

Meskipun penjualan global EV pada 2025 diperkirakan mencapai 15,1 juta unit (naik 30% dibandingkan 2024), proyeksi tersebut lebih rendah dari perkiraan awal. Faktor seperti tarif perdagangan, harga energi, dan penghapusan insentif akan memengaruhi adopsi kendaraan listrik.

Sebagai salah satu pasar EV terbesar, Amerika Serikat mencatatkan pangsa pasar 13% dari permintaan EV global hingga Desember 2024, dengan total penjualan 395 ribu unit.

Tesla dan Pesaingnya di Tengah Tantangan Baru

Tesla, yang memimpin pasar EV AS, menghadapi tantangan dari kebijakan Trump. Penurunan pangsa pasar Tesla dari 55% pada 2023 menjadi 49% pada 2024 mencerminkan perubahan preferensi konsumen.

Selain Tesla, Hyundai Motor, General Motors, Ford Motor, dan BMW juga masuk dalam daftar produsen EV teratas. Namun, tanpa dukungan subsidi, kemampuan mereka untuk bersaing di pasar bisa terganggu.

Perubahan kebijakan ini akan memengaruhi harga jual EV, mengurangi daya saing dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil.

Proyeksi Pasar EV pada 2025

Meskipun penuh tantangan, pasar EV global masih menunjukkan potensi pertumbuhan. S&P Global Mobility memperkirakan penjualan kendaraan listrik berbasis baterai mencapai 15,1 juta unit pada 2025, dibandingkan 11,6 juta unit pada 2024.

Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pasar di luar AS, seperti Eropa dan Asia, yang terus mendukung transisi ke kendaraan listrik dengan insentif dan regulasi yang ketat.

Kendati demikian, sektor ini akan menghadapi tekanan dari tingginya suku bunga, harga kendaraan yang mahal, dan keterbatasan pasokan energi ramah lingkungan.

No comments:

Post a Comment

Hasil Piala AFF Putri 2025: Laga Perdana Joko Susilo, Timnas Putri Indonesia Dibekuk Thailand 0-7

  Timnas Putri Indonesia  mengawali kiprah di  Piala AFF Putri 2025  dengan hasil kurang menggembirakan. Pada pertandingan perdana Grup A ya...